Selasa, 12 Maret 2019

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT

Peraturan Pertandingan Pencak  Silat di Indonesia memuat tentang Ketentuan Bertanding, yang meliputi Ketentuan Kemenangan, Ketentuan Hukum Pesilat, dan Ketentuan Penilain. Baik kita kupas tentang Peraturan Pertandingan Pencak Silat sebagai berikut:

1. Ketentuan Bertanding

a. Pertandingan Pencak silat dilakukan oleh dua pesilat yang saling berhadapan untuk mencapai prestasi.
  • Melakukan pembelaan (hindaran, elakan dan tangkisan)
  • Melakukan serangan pada sasaran (serangan tangan dan kaki)
  • Menjatuhkan lawan.
  • Mengunci lawan.
b. Pertandingan pencak silat dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing babak selama 2 menit dan istirahat antara babak 1 menit.

c. Ketentuan Pertandingan
  • Setiap pembela dan serangan harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah serta adanya koordinasi dalam melakukan serangan/pembelaan harus kembali kepada sikap awal/pasang.
  • Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan
  • Mematuhi ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan dan kaidah pencak silat dan ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.
d. Pertandingan Pencak silat dipimpin oleh satu rang wasit dan lima orang juri.

2. Ketentuan-ketentuan Kemenangan

Peraturan pertandingan Pencak silat memuat ketentuan kemenangan sebagai berikut:

a.  Menang angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah satu pesilat dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.

b. Menang teknik jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena;
  • Menyatakan diri tidak dapat meneruskan pertandingan
  • Atas keputusa dokter pertandingan, karena kondisi atlet mungkin membahayakannang mutlak
  • Atas permintaan pelatih
c. Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar setelah hitungan wasit sampai ke-10 dalam waktu 10 detik.

d. Menang diskwalifikasi, jika:
  • Lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan ke-2
  • Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan hukuman langsung diskwalifikasi.
  • Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
e. Menang karena pertandingan tidak seimbang

f. Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.

3. Ketentuan Hukum Kepada Pesilat

Peraturan Pertandingan pencak silat memuat ketentuan hukum kepada pecak silat sebagai berikut:\

a. Teguran, diberikan bila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
  • Teguran I, nilai dikurangi satu (1)
  • Teguran II, nilai dikurangi dua (2)
b. Peringatan I, jika pesilat mendapat teguran ke-3 dalam satu babak akibat pelanggaran ringan. Peringatan ini di kurangi lima (5)

c. Peringatan II, diberikan bila pesilat mendapat Peringatan I, Peingatan II, nilai dikurangi sepuluh (10)

d. Diskwalifikasi diberikan bila pesilat:
  • Mendapat peringatan setelah peringatan II
  • Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur kesengajaan yang bertentangan dengan norma keolahragaan
  • Melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cidera tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter perandingan.
4. Ketentuan Penilaian

Ketentuan penilaian dalam peraturan pertandingan pencak silat adalah sebagai berikut:

a. Nilai 1 (satu)
  • Elakan/tangkisan yang berhasil yang berlangsung disusul oleh serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil
  • Serangan tangan yang maasuk pada sasaran
b. Nilai 2 (dua)
  • Serangan kaki yang masuk pada sasaran
c. Nilai 3 (tiga)
  • Menjatuhkan lawan
d. Nilai 4 (empat)
  • Mengunci lawan
e. Selain nilai-nilai di atas diberikan nilai kerapian teknik, yaitu penilaian atas kaidah-kaidah permainan pencak silat, dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5 (lima) pada setiap babak.

4. Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan, yaitu:
  • Dada
  • Perut
  • Pinggang kiri dan pinggang kanan
  • Punggung
  • Sedangkan tungkai dan tangan dapat dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan mengunci, tetapi tidak mempunyai nilai sebagai serangan perkenaan.
Demikian share tentang Peraturan Pertandingan Pencak Silat yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita tentang peraturan pertandingan pencak silat yang merupakan budaya asli adi luhung bangsa Indonesia yang harus selalu kita banggakan. Kritik dan saran silahkan sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini. terima kasih

Senin, 11 Maret 2019

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK
DALAM PENCAK SILAT


Teknik dan taktik adalah dua hal yang berbeda yang harus diketahui oleh para pelatih maupun atlet pencaksilat.
Teknik merupakan bentuk gerakan-gerakan seperti tendangan, pukulan, tangkisan, dan langkah.
Taktik merupakan cara untuk memenangkan pertandingan dengan menggunakan teknik. Penampilan olahraga di lapangan sangat ditentukan dari bagaiman proses berlatih melatih yang dijalani setiap harinya.
Menurut Nossek (1982: 111) selama dalam proses berlatih melatih teknik dan taktik harus memperhatikan empat hal penting, yaitu: penerimaan, perbaikan, penggabungan, dan aplikasi.

A. PENERIMAAN

Proses belajar gerak melalui visualisasi sangat penting, khususnya bagi pesilat pemula. Oleh karena dapat memberikan hasil yang maksimal pada saat melatih teknik, harus dilakukan berulang-ulang dari berbagai sisi.
Pada tahap penerimaan ini adalah modal pertama yang harus dibenahi terlebih dahulu, maksudnya pelatih harus tahu bagaimana memberikan contoh yang baik dan benar sehingga mudah dipahami oleh anak latih.
Pencak silat merupakan olahraga yeng memerlukan keterampilan yang kompleks. Teknik maupun taktik dalam cabang olaharaga pencak silat sangat beragam. Untuk itu, dalam proses berlatih melatih teknik dan taktik, pelatih harus memiliki dan menguasai setiap gerak teknik yang dilatihkan sehingga pesilat harus benar-benar tahu apa maksud dari penjelasan pelatih. Dengan demikian, pesilat tidak salah dalam mengaplikasikan atau melakukan contoh yang diberikan.
Proses belajar dalam menerima informasi tentang teknik dan taktik secara efektif, melalui penglihatan yang didemonstrasikan oleh pelatih/peraga.
Pada tahap berikutnya latihan dilakukan dengan dengan prinsip-prinsip metodis tertentu. Metodis berarti bahwa latihan harus dilakukan secara runtut, artinya saat proses latihan berlangsung seorang pelatih harus bisa menyampaikan materi latihan mulai dari yang mudah ke yang sulit.

B. PERBAIKAN

Selama proses berlatih, pesilat memperoleh umpan balik yang diperlukan untuk kemajuan belajar dan kesalahan-kesalahan dalam melakukan gerakan. Perbaikan dalam hal ini adalah segala aspek yang dipelajari dalam pencak silat, baik dari segi etika, taktik maupun teknik.
Perbaikan dari segi etika akan membuat seorang pesilat santun dalam bertindak baik di arena pertandingan maupun di masyarakat.
Perbaikan dari segi teknik bertujuan untuk menjadikan suatu gerakan lebih efektif dan efisien.
Sementara itu perbaikan dari segi taktik sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknik pesilat.
Etika merupakan sesuatu yang sangat penting dalam belajar pencak silat. Tanpa etika atau aturan seorang pesilat yang mempunyai kemampuan teknik yang tinggi menjadi tidak berarti. Latihan pencak silat dalam kesehariannya selalu diawali dengan kegiatan yang mendidik etika, misalnya saat masuk ruang latihan, seorang pesilat harus membongkok untuk menghormat. Kejadian yang demikian akan selalu dilakukan oleh para pesilat, sehingga menghormati itu merupakan suatu keharusan sebagai seorang pesilat.
Latihan pencak silat merupakan suatu aktifitas beladiri yang berkelanjutan, artinya bahwa latihan pencak silat dibedakan oleh tingkatan sabuk, sehingga latihan mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat kesulitan latihan yang demikian harus selalu diperhatikan oleh seorang pelatih, jangan sampai dalam latihan hanya memenuhi banyaknya teknik yang diajarkan tetapi kualitas dari latihan itu yang harus diperhatikan. Misalnya jika kita melatih sabuk yang paling rendah, maka harus selalu memperhatikan letak kesalahan-kesalahannya dan harus dibetulkan, sebab kalau tidak akan menyulitkan latihan teknik yang lebih lanjut.
Taktik yang baik bukan berarti harus mempunyai teknik yang banyak, tetapi mempunyai kemampuan teknik yang matang, tetapi akan lebih baik lagi jika tekniknya banyak dan matang. Olahraga pencak silat merupakan cabang olahraga terbuka, artinya bahwa pesilat tidak bisa menebak serangan yang akan dilakukan
oleh lawan. Oleh karena itu seorang pesilat harus mempunyai taktik yang baik agar dapt mengendalikan lawan.

C. PENGGABUNGAN

Selama latihan pesilat seharusnya bisa menggabungkan dari penerimaan dilanjutkan ke otot-otot sebagai indera gerak, sentuhan, pendengaran, dan pengelihatan
Lebih lanjut bahwa saat berhadapan dengan lawan maka seorang pesilat pertama-tama akan menggunakan indera pengelihatan dan indera pendengaran. Indera pengelihatan untuk melihat gerak-gerik lawan, indera pendengaran untuk mendengarkan wasit dan pelatih saat memberikan instruksi. Indera sentuhan adalah sebagai bentuk stimulus atau tanda untuk menghindar, membalas tendangan bias juga sebagai rangsangan untuk latihan reaksi, itu semua merupakan kerja otot-otot yang mempunyai rangsang gerak.

D. APLIKASI

Setelah berlatih dan menguasai banyak teknik pesilat harus bisa mengaplikasikan dalam pertandingan yang sesungguhnya, tentu saja harus melalui proses latihan teknik, taktik, dan latih tanding. Banyaknya pengalaman bertanding akan membuat pesilat lebih mudah dalam mengaplikasikan teknik-teknik dan taktik yang sudah dipelajari.

                      METODE MELATIH TEKNIK PENCAK SILAT

Keberhasilan dalam proses latihan sangat tergantung dari kualitas latihan yang dilaksanakan. Artinya, bahwa keberhasilan dalam latihan sangat ditentukan oleh kemampun atlet, pelatih profesiona,l dan metode latihan yang digunakan.
Antara pelatih dan atlet harus memiliki kemampuan, kemauan dan komitmen yang tinggi untuk meraih hasil yang terbaik.
Pelatih yang profesional tanpa didukung kemampuan atletnya akan sulit untuk dapat meraih prestasi puncak. Sebaliknya, atlet yang memiliki bakat istimewa tanpa didukung dan dibina dengan baik dan benar tidak akan dapat berprestasi
secara optimal. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara pelatih dan atlet agar prestasi yang optimal dapat diraih.
Gerakan teknik dalam pencak silat merupakan serangkaian gerak yang kompleks, sehingga relatif sulit dilakukan oleh pemula. Untuk itu pada setiap awal pembelajaran, gerakan harus diberikan secara bertahap dan berkelanjutan. Artinya proses pembelajaran diawali dari yang mudah ke yang sulit dan dari yang sederhana ke yang kompleks
1. Pengertian Teknik
Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga (Suharno, 1993) Selain itu, teknik merupakan cara paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan (Thomson, 1991)
2. Manfaat Teknik
a. Cara efisien mencapai prestasi
b. Mencegah/mengurangi cedera
c. Modal untuk melakukan taktik
d. Meningkatkan percaya diri
3. Faktor Penentu Teknik
a. Kualitas fisik yang relevan
b. Kualitas psikologis dan kematangan bertanding
c. Metode latihan yang tepat
d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu
4. Tahap Latihan Teknik
a. Tahap Pengembangan Koordinasi Kasar (Gross Coordination)
b. Tahap Pengembangan Koordinasi Halus (Fine Coordination)
c. Tahap Stabilisasi dan Otomatisasi (Stabilization and Automatozation)
Yang harus diperhatikan dalam awal pembelajaran teknik, yaitu:
1. Mengenalkan Keterampilan Teknik
a. Memperoleh perhatian regu
b. Membuat anggota tim melihat dan mendengar penjelasan
c. Memberitahukan nama dan kegunaan teknik dalam pertandingan
2. Mendemonstrasikan dan Menjelaskan Keterampilan Teknik
Mendemontrasikan teknik bukan berarti pelatih hanya menunjukkan cara melakukan teknik, merlainkan juga harus menjelaskan kemungkinan kesalahan yang terjadi selama dalam melakukan teknik tersebut. Dengan demikian anak latih akan memiliki gambaran gerak teknik yang akan dilakukan secara benar.
Dalam mendemonstrasikan teknik, dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan praktek teknik sambil memberikan koreksi terhadap kemungkinan kesalahan yang terjadi
b. Meminta salah seorang untuk menunjukkan gerakan tersebut
c. Bila perlu tunjukkan peragaan teknik tersebut melalui audio visual
3. Menyuruh Anak Latih Untuk Melakukan Praktek
Untuk mengetahui sejauh mana anak latih dapat menerima pembelajaran yang diberikan
Sebagai umpan balik (feed-back) bagi pelatih
4. Melakukan Koreksi
Dalam melakukan koreksi terhadap atlet, pelatih harus melihat apakah tujuan dari latihan sudah dilakukan, dan bagaimana cara mengubah kesalahan yang dilakukan anak latih ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pelatih dalam memberikan feedback, di antaranya adalah:
a. Simpan feedback sampai selesai, jangan mengganggu proses latihan
b. Feedback lebih baik diberikan sebanyak-banyaknya
c. Ketika atlet membuat beberapa kesalahan teknik, koreksi sebaiknya diberikan pada kesalahan terbesar yang dilakukan
d. Feedback sebaiknya diberikan hanya oleh pelatih maupun asisten pelatih
e. Dalam memberikan feedback jangan sampai menunjuk salah satu anak latih melainkan mengatakan kesalahan secara keseluruhan yang sering dilakukan pada saat melakukan teknik tersebut
f. Memberi gambaran secara sederhana dan tepat tentang apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki dalam penampilan
g. Berikan pujian atau komentar bila anak latih melakukan gerakan dengan benar
h. Menggunakan penglihatan dan pendengaran pada saat melakukan feedback
Prinsip dalam melatih ketrerampilan teknik
a. Berikan latihan secara benar
b. Berikan latihan dalam bentuk permainan
Bila mereka sudah dapat melakukan teknik tersebut (usahakan anak latih menyadari secepat mungkin bahwa mereka sudah dapat melakukan teknik tersebut dengan benar dan siap untuk tampil dalam pertandingan)
c. Untuk teknik baru, berikan secara singkat jangan bertele-tele
Pada awal belajar teknik, anak latih banyak melakukan kesalahan karena berusaha untuk dapat melakukan dengan cepat. Oleh karena itu, dalam proses latihan harus diberikan secara bertahap. Dalam melatih teknik untuk pemula disarankan untuk diselingi dengan istirahat.
d. Gunakan waktu secara efisien dalam melakukan latihan
e. Gunakan peralatan dan fasilitas dengan optimal
Dengan mengoptimalkan penggunaan sarana dan peralatan akan membuat proses latihan menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini bukan banyaknya peralatan yang digunakan melainkan mengoptimalkan penggunaan peralatan yang disediakan dengan benar.
f. Buat anak latih yakin akan pengalaman dalam jumlah yang sewajarnya tentang kesusksesan masing-masing dalam melakukan praktek
g. Buat latihan yang menyenangkan

 METODE MELATIH TAKTIK PENCAKSILAT

Taktik dan strategi adalah bagian penting yang harus di kuasai oleh pelatih maupun atlet pada saat pertandingan. Taktik dan strategi memiliki pengertian yang sama, yaitu menampilkan keterampilan dalam pertandingan, akan tetapi tetap ada perbedaan konsep. Taktik berhubungan dengan perencanaan yang digunakan untuk pertandingan, yang sekaligus merupakan tambahan untuk strategi. Strategi berhubungan dengan konsep umum yang mengatur permainan, tim atau perorangan. Prinsipnya bahwa strategi adalah gambaran untuk menghadapi suatu pertandingan. Konsep dasar yang digunakan adalah periode waktu yang lama dalam menghadapi suatu pertandingan yang sebenarnya. Sebenarnya taktik adalah bagian umum dari kerangka strategi. Jadi Strategi adalah suatu rencana jangka panjang yang berhubungan dengan suatu situasi, seperti bagaimana cara berhadapan dengan lawan yang lebih pendek atau lebih tinggi. Strategi banyak dilakukan oleh seorang pelatih saat atlet sedang latihan maupun saat istirahat antar babak dalam pertandingan
Persiapan taktik adalah persiapan yang berhubungan dengan kemungkinan adanya pola bertahan dan menyerang untuk memenuhi tujuan olahraga yaitu memperoleh kemenangan atau prestasi dalam pertandingan (Bompa, 1994: 58). Tindakan taktis dalam berbagai hal memerlukan proses-proses pemikiran. Aspek-aspek taktik yang penting akan terlihat dalam:
a. Suatu konsepsi taktis yang dilatih sebelum kompetisi
b. Gerakan-gerakan taktis yang efektif akibat dari situasi kompetisi yang kongkrit.
Pengertian Taktik
Taktik adalah sebuah rencana untuk memperoleh suatu keuntungan selama dalam pertandingan. Sedangkan strategi adalah suatu rencana untuk satu rangkaian pertandingan. Keberhasilan dalam melakukan taktik, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Kemampuan membaca situasi permainan atau pertandingan
b. Keterampilan dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah
c. Memiliki pengetahuan untuk membuat keputusan terhadap taktik yang akan diterapkan
Pengetahuan Taktik
Atlet dapat membuat/mengambil keputusan dengan baik jika memiliki pengetahuaan seperti berikut:
a. Peraturan yang berlaku dalam pertandingan
b. Rencana strategi pada waktu permainan tertentu
c. Kondisi fisik yang baik
d. Kekuatan dan kelemahan lawan
e. Kekuatan dan kelemahan sendiri
f. Pilihan yang taktis untuk berbagai situasi dalam pertandingan
Keterampilan dalam mengambil keputusan dapat diajarkan denagn menggunakan cara berikut:
a. Mengajarkan secara keseluruhan, baru per bagian
b. Anak latih mengamati pengambilan keputusan di pihak lain
c. Mengamati diri sendiri
d. Mempraktekan
e. Mengendalikan umpan balik
f. Meminta/membuat pertanyaan
Metode latihan taktik pencak silat adalah suatu cara atau prosedur yang direncanakan mengenai jenis-jenis latihan taktik pencak silat dan penyusunannya berdasarkan tingkat kesulitan dan kompleksitas dari latihan. Metode latihan pencak silat ini lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Pengajaran Teoritis
Pengajaran teoritis diberikan untuk mempermudah pemahaman pesilat dalam mempelajari setiap gerak yang dilakukan. Pengajaran teoritis akan membuat pesilat memiliki gambaran tentang rencana gerak yang akan dilakukan. Dengan demikian proses berlatih melatih dapat berjalan dengan lebih efektif dan efesien. Dalam pengajaran teoritis, ada empat 4 hal yang perlu dipahami baik pelatih maupun atlet, yaitu: persepsi, analisis, solusi mental, dan solusi gerak
1) Persepsi
Persepsi merupakan pengamatan yang dikonsentrasikan terhadap lawan bertanding, yaitu pada: posisi di arena, jenis tendangan, gerakan-gerakannya, sehingga mampu mengantisipasi, sehingga akan mampu memberikan tindakan yang tepat.
2) Analisis
Analisis yang betul merupakan suatu prasyarat untuk pemecahan yang sukses dari penerapan taktik yang tepat. Analisis adalah dugaan sementara terhadap sesuatu yang akan terjadi dengan berbagai pertimbangan, baik dari segi pengamatan, kebiasaan, dan secara ilmiah
3) Solusi mental
Solusi mental didasarkan pada pengamatan yang intensif dan cepat bersamaan dengan analisis yang betul mengenai situasi kompetitif yang ada. Solusi mental membutuhkan waktu untuk berfikir, sehingga dalam taekwondo lebih cocok untuk pelatih pendamping, sehingga dapat memberitahu pada atlet yang sedang bertanding.
4) Solusi gerak
Solusi gerak merupakan gerakan otot yang bisa dilihat berkenaan dengan situasi taktis yang tepat.
Untuk itu, melatih taktik dalam pencak silat perlu memperhatikan aspek berikut:
a. Perception/Persepsi
Pada tahap persepsi pesilat dituntut untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan teknik gerakan yang akan dilakukan oleh lawan. Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a) sikap pasang lawan, dan (2) posisi lawan terhadap arena pertandingan. Berikut ini adalah gambaran sederhana dalam mempersepsikan gerak teknik yang akan dilakukan lawan bertanding melalui sikap pasang dan posisi lawan terhadap arena pertandingan.
1) Sikap Pasang
Sikap pasang pesilat pada saat pertandingan sangat menentukan terhadap gerak teknik yang akan dilakukan. Dari sikap pasang yang dilakukan lawan, pesilat akan lebih mudah dalam mempersepsikan kemnungkinan gerakan yang akan dilakukan lawan. Dalam sikap pasang yang harus diperhatikan adalah; posisi kuda-kuda, posisi badan, dan posisi lengan.
Contoh: Pesilat melakukan sikap pasang dengan posisi menyamping kanan terhadap lawan, kuda-kuda bertumpu pada kaki belakang (kiri), lengan kanan berada di depan lengan kiri. Kemungkinan gerak teknik yang dapat dilakukan pesilat tersebut adalah tendangan T kanan, sabit kiri, sabit kanan, sapuan bawah depan kanan, sapuan bawah belakang kiri, dan bantingan dengan menggunakan tangan kanan.
2) Posisi Lawan terhadap Arena Pertandingan
Setelah memahami sikap pasang yang dilakukan lawan, pesilat harus memperhatikan posisi lawan di dalam arena pertandingan, yaitu di tengah arena pertandingan atau di dekat garis batas luar arena pertandingan. Posisi pesilat di dalam arena juga menentukan tipe bertanding dari pesilat. Dengan mengetahui posisi lawan, akan mempermudah pesilat dalam menerapkan taktik bertanding.
Contoh: pesilat melakukan pasang seperti di atas, dan pasangan tersebut dilakukan di dekat garis batas luar arena. Maka kemungkinan yang akan dilakukan lawan adalah: (a) bila tipe bertahan adalah sabit kiri, bantingan, (b) Biasl tipe Menyerang adalah, T kanan, sabit kanan, depan kiri.
b. Decision/Keputusan
Setelah pesilat dapat mempersepsikan kemungkinan gerak yang akan dilakukan lawan, selanjutnya pesilat dituntut untuk membuat keputusan. Dalam membuat keputusan biasanya pesilat banyak mengalami kesulitan oleh karena tidak semua pesilat memiliki kemampuan persepsi yang baik. Untuk itu, pesilat harus mengetahui secara benar tentang teknik apa yang dapat dikuasai dan dapat diterapkan nuntuk menghadapi lawan.
c. Execution/Eksekusi
Setelah pesilat membuat keputusan tentang teknik apa yang yang akan digunakan untuk melakukan serangan, maka selanjutnya pesilat melakukan serangan sesuai dengan keputusan yang telah dibuat
d. Feedback/Umpan Balik
Dari hasil persepsi, decision, dan execution di analisis sehingga mengetahui pada tahap mana pesilat melakukan kesalahan.
3. Macam Taktik Pencak silat
Taktik adalah suatu rencana jangka pendek yang berhubungan dengan suatu situasi, seperti bagaimana cara menghadapi lawan yang memiliki tipe atau gaya menyerang maupun bertahan. Siasat adalah suatu tindakan segera yang digunakan untuk menyelesaikan suatu strategi, seperti suatu pukulan atau tendangan. Penting mempunyai banyak taktik menyerang maupun bertahan, karena akan membuat atlet selalu siap menghadapi suatu pertandingan. Dalam menerapkan taktik lebih cenderung atlet yang berperan, sebab taktik digunakan di dalam lapangan ketika sedang berlangsungnya pertandingan.
Secara umum taktik dalam pencak silat dapat ditinjau dari bedakan berdasarkan: (1) dari fungsi, (2) dari arena yang digunakan, dan (3) dari dari teknik yang digunakan.
1. Ditinjau dari Fungsi
Melatih taktik seorang pesilat tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan. Oleh karena penerapan taktik merupakan kunci keberhasilan dalam memenangkan pertandingan. Berikut adalah macam taktik dilihat dari fungsinya:
a. Taktik Menyerang/Serangan
Taktik menyerang adalah upaya mengalahkan lawan selama dalam pertandingan yang dilakukan dengan cara menyerang lawan terlebih dahulu. Taktik menyerang pada pencak silat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: taktik serangan langsung, dan serangan tidak langsung.
1) Serangan Langsung
Taktik serangan langsung adalah upaya untuk mengalahkan lawan yang dilakukan dengan cara langsung menyerang pada sasaran yang diinginkan. Taktik serangan langsung dapat dilakukan dengan menggunakan pukulan, tendangan, dan jatuhan
2) Serangan Tidak Langsung
Taktik serangan tidak langsung adalah serangan yang dilakukan secara tidak langsung pada sasaran yang diinginkan. Artinya, sebelum melakukan serangan pada sasaran, pesilat melakukan gerakan-gerakan awalan untuk mengecoh lawan sehingga posisi lawan berubah dan selanjutnya melakukan serangan pada sasaran.
b. Taktik Bertahan
1) Bertahan Pasif
Bertahan pasif adalah taktik yang dilakukan dengan cara melakukan hindaran atau tangkisan terhadap serangan yang dilakukan lawan, selanjutnya melakukan balasan (counter attack) pada lawan. Taktik ini dapat dilakukan dengan sempurna bila pesilat memiliki kecepatan reaksi dan kemampuan koordinasi yang baik. Berikut adalah jenis-jenis taktik bertahan pasif:
a) Hindar Sambut (counter-attack)
Hindar sambut (counter-attack) merupakan salah satu taktik yang dilakukan pesilat dengan cara menunggu lawan melakukan serangan untuk kemudian dibalas baik dengan menggunakan pukulkan maupun tendangan. Taktik tersebut dilkukan pada saat melakukan serangan, pesilat melakukan hindaran atau tangkisan untuk kemudian melakukan serangan balasan. Taktik tersebut tepat digunakan untuk menghadapi lawan yang memiliki tipe menyerang langsung.
b) Jemputan
Jemputan lebih tepat diterapkan untuk mengatasi lawan yang memiliki tipe serangan tidak langsung. Taktik jemputan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pukulan, tendangan, dan jatuhan. Taknik tersebut dilakukan dengan cara menabrak lawan pada saat lawan alan melakukan gerakan menyerang.
c) Ganjalan
Ganjalan dilakukan dengan menggunakan teknik tendangan T (samping). Taktik ini dapat dilakukan oleh pesilat yang memilki kecepatan bergerak yang baik. Taktik ganjalan dilakukan dengan cara menghentikan gerakan lawan pada saat akan melakukan serangan dengan menggunakan tendangan T (samping). Taktik ini tepat digunakan untuk lawan yang memiliki tipe serangan langsung.
2) Bertahan Aktif
Pada taktik bertahan aktif ada persaman dengan gerakan taktik serangan tidak langsung. Perbedaan antara bertahan aktif dengan serangan tidak langsung adalah pada tujuan yang diinginkan. Pada serangan langsung pesilat melakukan pergerakan untuk mengubah posisi lawan sehingga dapat diserang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan pada taktik bertahan aktif, pesilat bergerak untuk memancing lawan agar melakukan serangan. Setelah itu pesilat segera melakukan counter attack atau teknik jatuhan. Untuk melakukan taktik bertahan aktif, pesilat harus memiliki kecepatan gerak dan kecepatan reaksi yang bagus. Taktik bertahan aktif biasanya dilakukan oleh pesilat yang memiliki teknik bantingan yang bagus. Taktik bertahan aktif digunakan untuk menghadapi lawan yang memiliki tipe hindar sambut (counter-attack) yang bagus.
Contoh: Pancingan Tangan dan Kaki
Taktik pancingan baik dengan menggunakan tangan maupun kaki perlu dilakukan pada saat pesilat menghadapi lawan yang memiliki tipe bertahan. Pesilat yang memiliki tipe bertahan memiliki kecenderungan untuk melakukan counter attack pada saat lawan bergerak. Sedangkan pesilat yang memiliki tipe brtahan aktif memiliki kecencerdungan untuk bergerak atau membuast gerangan dengan tujuan membuat lawan melakukan serangan dan untuk dselanjutnya melakukan teknik balasan ataupun bantingan.
KOMPONEN FISIK PENCAK SILAT DAN
KONDISNYA

Pencak artinya permainan tari yang berdasarkan kepada kesigapan langkah dan gayanya. Sedangkan silat memiliki arti kepandaian menjaga diri dari serangan yang tidak dapat ditentukan. Sigap dan tangkas adalah dasarnya, tiap gerak dan gerik lawan diperhatikan agar mudah mengantisipasi serangan. Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi pencak silat Indonesia mengalami penurunan baik ditingkat regional maupun tingkat internasional.Sebagai indikasi adalah kegagalan pencak silat Indonesia menjadi juara umum di Asia Tenggara baik dalam kejuaraan yang sifatnya invitasi maupun multievent. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi pelatih dan atlit pencak silat Indonesia untuk kembali meningkatkan prestasi pencak silat.Keberhasilan pembinaan peningkatkan prestasi pencak silat di pengaruhi oleh berbagai komponen fisik.
Komponen fisik tersebut dibedakan menjadi 2 macam yaitu, unsur fisik umum dan unsur fisik ksusus. Unsur-unsur fisik yang dibutuhkan dalam olahraga pencak silat adalah daya tahan (aerobik, anaerobic), ,daya tahan otot,kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Kondisi fisik pesilat menjadi sumber bahan pengamatan dan peningkatan kualitas seorang atlet agar dapat memenuhi standar kondisi fisik atlet tingkat nasional maupun internasional.
Pembinaan prestasi dalam cabang olahraga pencak silat dapat dicapai melalui latihan yang terprogram, teratur dan terukur dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.Dalam meningkatkan prestasi olahragapencak silat harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkaitmaka dapat dikembangkan teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan baik. Prestasi pencak silat tidak dapat dicapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus mengembangkan komponen-komponen yang diperlukan dalam olahraga pencak silat.
Komponen kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang menentukanperformance atau penampilanKondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen seperti ketahanan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan koordinasi harus di kembangkan.
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis serta ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik.
Program latihan fisik harus disesuaikan dengan usia atlet, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan. Karena dimasa remaja bisa dijadikan sebagai pondasi awal untuk membentuk kondisi fisik, setelah kondisi terbentuk akan lebih mudah untuk pelatih dalam memberikan teknik dan taktik lanjutan. Dalammengembangkan kondisi fisik pesilatharus disertai dengan perencanaan dan program latihan secara sistematis. Program latihan bertujuan meningkatkan kualitas fisik pesilat agar benar-benar siap untuk bertanding.     
1.      HAKEKAT PENCAK SILAT
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri tradisional asli bangsa indonesia yang di ciptakan  duntuk  melindungi diri dari bahaya yang akan mengancam jiwa dan raganya.seiring perkembangan jaman moderen pencak silat sudah mulai di pertandingkan pada even nasional maupun internasional.
Pelaksanaan pertandingan dalampencak silat terbagi dalam empat kategori yaitu: (1) kategori TGR (tunggal, ganda dan regu) dan (2) kategori tanding. Pencak silat kategori tunggal adalah pertandingan yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat, mantap dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata. Pencak silat kategori ganda adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama
memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela pencak silat yang dimiliki, gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seni yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata. Pencak silat kategori regu adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak, dengan tangan kosong .
Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda dan saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis, mengelak, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan.Untuk dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar serta harus memiliki kondisi fisik yang bagus. Untuk meiliki kondisi fisik yang bagus dan teknik,taktik yang baik dan benar dalam pencak silat harus melalui latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram dan terukur.   
Pencak silat kategori tanding merupakan olah raga body kontak, kemungkinan terjadinya cedera relatif besar, untuk itu diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahaan dan koordinasi. Selain itu, aspek psikis berupa penguasaan emosi, motivasi dan intelegensi serta unsur lain yang berkaitan dengan kejiwaan diperlukan agar lebih mendukung untuk menjadi pesilat yang baik.
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun program latihan adalah mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama aktivitas kerja otot. Dengan mengetahui sistem energi yang dominan digunakan selama berlangsungnya kerja atau kontraksi otot akan mempermudah pelatih dalam menentukan intensitas, volume, recovery dan interval pada setiap periodesasi latihan. Untuk itu, agar pelatih dalam menyusun dan menerapkan program latihan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi optimal. Untuk memperoleh prestasi optimal, latihan harus dilakukan secara kontinyu, bertahap, over lood, dan berkelanjutan
Dalam pencak silat kategori tanding  meliputi beberapa gerak :serangan/ yaitu menangkis, mengelak, dan menyerang pada sasaran yang telah ditentukan sefta menjatuhkan lawan. Agar dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar. Untuk itu, diperlukan penguasaan teknik dalam pencak silat melalui proses latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram, dan terukur. Dengan demikian, untuk dapat menguasai gerak teknik dalam pencak silat diperlukan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahan, dan koordinasi. Serangan dalam pertandingan pencak silat, pada prinsipnya adalah melakukan gerakan pukulan atau tendangan pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan belaan dalam pencak silat pada prinsipnya adalah melakukan hindaran, elakan ataupun tangkapan terhadap serangan lawan untuk selanjutnya melakukan balasan maupun bantingan. Unruk itu, serangan dalam pertandingan pencak harus dilakukan dengan cepat agar lawan tidak dapat melakukan elakan, hindaran, dan tangkapan Sebaliknya elakan, hindaran, dan tangkapan dalam pencak harus dilakukan dengan cepat pula sehingga oesiial dapat melakukan balasan malpun bantingan. Menurut hasil MUNAS IPSI XI (2003: 10) serangan yarrg dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga, dan tersusun dalam koordinasi teknik serangan yang baik. Untuk itu, pada saat melakukan teknik ssp"ngan dalam pcncak silat diperlukan kemampuan kecepatan yang baik. Dengan demikian, dalam pencak silat kategori tanding diperlukan kemampuan kecepatan baik kecepatan  gerak maupun kecepatan reaksi,
2.      HAKEKAT KONDISI FISIK DAN KOMPONEN BIOMOTOR PENCAK SILAT
Secara terminologi kondisi fisik berarti keadaan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah mengalami suatu proses latiihan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seoang atlet, bahkan sebagai ladasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Mochamad Sajoto (1999: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada1 prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes pengetahuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam laboratorium ataupun di lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di dalam laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil  dapat berprestasi tinggi. Dalam hal ini, dikenal empat macam kelengkapan tang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu prestasi yang  ptimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Kondisi fisik dpengaruhi oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antar lain: factor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasan hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi (Wardan, 1998:12)
kondisi fisik itu meliputi: daya tahan aerobik, anaerobik, daya ledak,daya tahan otot, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi, dan ketangkasan. Yang harus dilatih dengan program latihan  sesuai metode ilmiah kepelatihan sehingga komponen tersebut dapat di latih secara baik efisien  dan maksimal.
Kondisi fisik merupakan faktor yang utama yang harus dimiliki oleh seorang atlet walaupun tidak meninggalkan aspek lain seperti aspek teknik, taktik, dan aspek mental. Kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet berbeda-beda, untuk dapat memiliki, memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dengan baik, manusia harus berusaha dan juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Sukirno (1990: 16) yang dikutip oleh Kusriyani (2004: 13) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik yaitu :
a.       Faktor Latihan
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat jumlah beban atau pekerjaannya (Harsono, 1986 : 27)Salah satu yang paling penting dari latihan, harus dilakukan secara berulang-ulang dan meningkatkan beban atau tahanan untuk meningkatkan. Kekuatan dan daya tahan otot yang diperlukan untuk pekerjaannya. Latihan harus ditekankan kepada komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan,
daya ledak (power), stamina dan lain-lain faktor yang penting guna pengembangan fisik secara keseluruhan atlet. Demikian pula yang dikatakan oleh J.M. Ballesteros (1979), bahwa tujuan dari latihan adalah meningkatkan kekuatan, kelenturan, daya gerak dan ketahanan (Junusul Hairy, 1989: 67) Menurut Harsono (1988: 100-101) tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu:
1) Latihan Fisik (physical training)
Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, oleh karena tanpa kondisi yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskular, dayatahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet tersebut.  
2) Latihan Teknik (technical training)
Latihan  teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang di khusus kan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga harus dilatih dan dikuasai secara sempurna.
3) Latihan Taktik (tactical training)
Tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi-formasi permainan serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.
4) Latihan Mental (psychological training)
Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga faktor di atas, sebab, betapa sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat tercapai. Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan emosional dan impulsif; misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, kesimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress, sportivitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya
Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem orgaisme tubuh, diantaranya :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi fisik lainnya
c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan  
e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan. Apabila kelima keadaan diatas kurang atau tidak tercapai setelah  diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa perencanaan, sistematika, metode, serta pelaksanaannya kurang tepat.
3.      KOMPONEN FISIK PADA PENCAK SILAT DAN MELATIH MELATIHNYA
Pembinaan fisik dalam dalam pencak silat merukan hal yang sangat diperlukan untuk mencapai kondisi fisik yang bagus dan meningkatkan prestasinya. Dalam berlatih atlet pencak silat harus ditunjang dengan tubuh yang memadai, selain itu di perlukan juga faktor kekuatan dan daya tahan dan komponen fisik fisik yang lainya di antaranya: (saleh moh,6.19)
a.       Kekuatan (strength)
Kekutan merupakan komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima bebandalam menjalan aktivitas olahragaKomponen ini meliputi otot-otot,persendian, tulang dan organ fungsional dalam tubuh. Latihan kekuatan ini sangatlah penting dimiliki atlet pencak silat untuk menunjaang prestasinya. Apabila seorang atet mempunyai kekuatan yang bagus maka akan mempermudah dalam melakukan tenik dan melatih komponen fisik yang lain. Macam macam kekuatan:
1)   Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot  dalam kontraksi maksiamal serta dapat melawan menahan memindahkan beban maksimal.
2)   Explosive power (kekuatan daya ledak) adalah kamampuan sebuah otot atau segerombol otot untuk menahan beban dengan kepatan tingi dalam satu gerakan.
3)   Daya tahan kekuatan otot (power endurance) kemampuan tahan lama nya otot untuk melawan latihan dengan itensitas tinggi.
4)   Latihan kekuatan dengan circuit training suatu system latihan secara serempak dari keseluruhan tubuh .(herawati lilik,dkk, 37)
Latihan tersebut dapat dilakukan dengan mengankat  beban tubuh sendiri. Cara melatih komponen kekuatan pada pencak silat diantaranya :
Ø Latihan kekuatan otot  tangan:  push up biasa, push jari, push up mengepal, push tepuk, push up jalan, push gedruk / push up mukul tanah, push up persuadaraan, push up satu tangan, push up, pull up, hand stand, latihan dengan dumbel, dumbel lateral raise,front dumbel raise, the Arnold prest dan banyak lagi variasinya
Ø Latihan kekuatan otot perut: set up,biasa, set up samping, set up kanan kiri, set bangun sambil pukul, set up bawah, set bawah kanan kiri, set up bawah, set berpasangan dan pull upbanyak lagi variasinya
Ø Latihan kekuatan otot punggung: back up, pull up, merahu
Ø Latihan otot tungakai / kaki: squosth  dua kaki squosth satu kaki, lompat tali, skiping, angkat paha lompat toya, lompat katak, kuda kuda( tengah,belakang,bawah/ pendek  samping, depan, ) jogging dengan memakai beban dan banyak lagi variasinya.
b.    Daya tahan (endurance).
         daya merupakan kemampuan badan atlit  untuk melawan faktor kelelahanya sendiri yang terjadi pada saat melakukan latihan dengan durasi yang lama apa gunaya namun tidak tahan lama. Daya tahan ada 2 macan daya tahan, yaitu :
1)        Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2)        Daya Tahan khusus yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
3)        Daya tahan otot (muscular power),Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
4)   Daya tahan stamina daya tahan atltet melawan kelelahanya dalam batas waktu tertentu dimana aktivitas dilakukan denan aktivitas tinggi (tempo tinggi ,frekuensi tinggi dan selalu
mengunakan power) 
Metode latihan daya tahan yaitu dengan latihan aerobik dan anaerobic. Latihan aerobickyang bertujuan menyiapkan system sirkulasi darah dan respirasi pengutan pada tendon dan ligament  serta untuk mengurangi resiko cidera dan untuk menyediakan energi untuk aktivitas dengan itensitas yang lama. Latihan ini intensitas rendah, durasi waktun lama dan tanpa ada recovery. Herawati lilik,dkk 33).  Dapat dilatih dengan : jogging dengan waktu minimal 30 menit, angkat paha dengan watu yang relative lama benteng bentengan dan permainan kecil seperti jarring ikan, dan kucing kucingan, senam aerobik dan banyak lagi vari asinya.
Sedangkan latihan anaerobic suatu keadaan dimana energy secara aerobic sudah tidak mampu menyuplai energy tetapi kebutuhanya melalui anaerobic dimana di tandai dengan asam laktat pada darah. Latihan anearobik juga sangat penting untuk melukan suatu gerakan dengan waktu yang cepat. (Herawati lilik, 33). Dapat di latih dengan ( dengan sprint 20-60 meter dengan repetisi 10 hingga 15, angkat paha dengan cepat, push dengan cepat,lari bolak balik 5 meter kemudian sprint 10 ,eter dan banyak lagi variasinya)
c.       Daya ledak otot
Daya ledak otot merupakan unsur penting bagi seseorang agar dapat dikatakan memiliki kemampuan fisik yang prima, sebab daya ledak sangat dibutuhkan untuk kegiatan fisik sehari-hari yang memerlukan tenaga explosive seperti lompat, lari cepat, memukul, menendang, mengangkat, melempar dan lain-lain. Menurut Harre sebagaimana yang dikutipan Abraham Razak (1993:6)  yang mengatakan bahwa daya ledak adalah:  Kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi
Ruslan, Meningkatkan Kondisi Fisik Atlet Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar yang tinggi.  Kontraksi otot yang tinggi diartikan  sebagai kemampuan otot yang  kuat dan cepat berkontarksi.  Jadi daya  ledak dipengaruhi oleh kecepatan, baik kecepatan rangsang syaraf maupun kecepatan kontraksi otot. Fox Brows dan Foss yang dikutip Abraham Razak (1993:6) mengemukakan daya ledak adalah: “Kemampuan seseorang untuk menampilkan kerja maksimal per unit waktu.  Oleh karena itu daya ledak dinyatakan sebagai   kerja dilakukan per unit waktu, maka secara fungsional ada hubungan antara daya energi dan kerja.” Lebih lanjut Harsono (1988:200) menyatakan bahwa “Explosive power adalah suatu konsep yang sangat penting bagi olahragawan pada waktu melakukan kerja yang kuat dan cepat.” Explosive power atau daya ledak merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktifitas yang sangat berat dan singkat, karena ia menentukan seberapa keras seseorang memukul, melempar, melompat., menendang, kecepatan berlari, mengangkat dan sebagainya.
d.   Kecepatan (speed),
Kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Macam macam kecepatan di antaranya:
1)        Kecepatan sprint kecepatan seseorang untuk menmpuh wktu tertentu dengan waktu sesingkat singkatnya
2)        Kecepatan reaksi merupakan cepatnya gerak terhadap rangsangan, melalui  penglihatan,pendengaran, peraba dan media lain.
3)        Kecepatan gerak adalah kemampuan bergerak sedapat mungkin dalam satu gerakan yang di tandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.kemampuan gerak kaki (ke depan, ke samping, ke belakang, melompat dan memutar)
Metode Melatih Kecepatan Dalam melatih kecepatan ada beberapa komponen biomotor yang ikut terpengaruh atau terlatihkan, antara lain adalah kekuatan, power, ketahanan anaerobik, keseimbangan, dan kelincahan. Oleh karena itu beberapa latihan kecepatan memiliki Kesamaan bentuk dengan latiharan komponen biomotor tersebut. Selain itu, pada latihan kecepatan, komponen keseimbangan dan kelincahan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, selama  latihan kecepatan akan memberikan pengaruh terhadap komponen keseimbangan atau kelincahan.


Beberapa cara melatih kecepatan: interval running, interval training , bermain kecepatan, up hill, down hill hollow sprint, acceleration sprint, Kombinasi SPrint dan TeknikKombinasi Sprint dan lari MenyampingKombinasi Sprn, Teknik, dan Lari Zig_zagKombinasi Lompat,Lari, dan TeknikLari Zig-Zag dan banyak lagi kombinasi cara latihannya.
e.    Kelenturan,
kelenturan yaitu efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi sendinya. Keuntungan dari latuhan kelentukan , mengurangi resiko cidera pada sendi, membantu mengembangkan prestasi. Latihan kelenturan dibarengi dengan kekuatan karena latihan kelenturan tidaknakan mengurani kekuatan atlet pencak silat.
Komponen biomotor fleksibilitas merupakan unsur yang penting dalam pembinaan olahraga prestasi, sebab sangat berpengaruh terhadap komponen biomotor yang lain. Untuk itu, fleksibilitas merupakan unsur dasar yang harus ditingkatkan terutama pada atlet usia muda. Pada atlet dewasa, fleksibilitas harus tetap dipelihara agar tetap baik melalui latihan peregangan latihan kelentukan dapat di capai melalui: cium lutut, kayang, kursi goyang, meliuk, meregang,
f.     Kelincahan (agility),
Kelincahan merupakan  kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi dan dengan koordinasi yang baik, maka dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.
                 Kelincahan sangat penting fungsinya untuk peningkatan prestasi cabang olahraga. Suharno (1992: 32) menyatakan kegunaan langsung dari kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknik tinggi, menghasilkan gerakan-gerakan yang efektif, efisien, dan ekonomis serta untuk mempermudah dalam penyesuaian diri terhadap lawan dan lingkungannya. Dalam latihan kelincahan unsur-unsur kecepatan, kelentukan dan perubahan arah harus ada. Menurut Suharno (1992: 33) faktor penentu baik tidaknya kelincahan adalah: a) kecepatan reaksi, b) kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, c) kemampuan mengatur keseimbangan, d) kelentukan sendi-sendi, e) kemampuan mengerem gerakan motorik. Jadi sebenarnya kelincahan adalah kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, kelentukan dan koordinasi neuromuskuler.  Pada olahraga pencak silat kelincahan ada hubungan dengan kecepatan bergerak, dimana gerakan-gerakannya cepat berubah-ubah seperti pada langkah, pola langkah, yang disesuaikan dengan arah delapan penjuru mata angin. Selain itu, pada pertandingan pencak silat unsur kelincahan sangatlah penting sebab pesilat yang kurang lincah akan mudah diserang sehingga mudah dikalahkan lawan. Macam macam cara melatih kelincahan:  pola langkah(segitiga, ladam,  hurup U,gergaji,segitiga ganda, setengah ladam, kombinasi serangan dan bertahan)
g.    Koordinasi (coordination),
Koordinas adalah kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.
Komponen biomotor koordinasi sangat diperlukan dalam pencaksilat. Oleh karena unsur-unsur dasar teknik dalam pencaksilat melibatkan sinkronasi dari beberapa kemampuan, yaitu: (1) melihat posisi lawan, (2) cara mengatur kerja kaki (footwork), (3) mengatur jarak posisi berdiri dengan posisi lawan, (4) gerakan lengan, dan (5) pemindahan berat badan saat melakukan serangan maupun belaan.dengan demikian beberapa kemampuan tersebut menjadi serangkaian gerak yang selaras, serasi, dan simultan, sehingga gerak yang dilakukan nmapak luwes dan mudah. Oleh karena itu koordinasi selalu terkait dengan biomotor yang lain, terutama kelincahan dan ketangkasan (Crespo dan Miley, 1998: 176, dalam Bornemann, et.al., 2000: 117). Setiap gerak teknik dalam pencak silat diperlukan unsur kekuatan dan kecpatan disetai kemampuan mengontrol gerak dengan baik. Oleh karea dalam pertandingan pencak silat melibatkan teknik yang sangat beragam, diantaranya pukulan, tendangan, hindaran, elakan, tangkisan, dan bantingan. Untuk itu, pada saat melakukan gerak teknik (serangan atau belaan) pesilat harus melakuakan dengan kuat dan cepat sehingga lawan tidak bisa menangkis, menghindar, maupum membanting. Demikian arti penting kemampuan koordinasi dalam cabang olahraga pencak sila
h.    Keseimbangan (balance),
            Kesimbangan adalah kemampuan seseorang mengandalkan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun mempertahankan keseimbangan.
 macam keseimbangan, yaitu statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk tetap menjaga atau mempertahankan posisi tubuh. keseimbangan dinamis adalah kemampuan memerihara keseimbanqan saat bergerak. Dalam pencak silat lebih dominan pada jenis keseimbanEan yang dinamis. Kemampuan keseimbangan dinamis sangat diperlukan agar posisi pesilat saat melakukan serangan atau belaan dalam keadaan yang setimbanglabil. Dapat di latih dengan melakukan latihan kuda kuda.
i.      Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yag harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh. Dapat dilatih dengan melakukan pukulan dan tendangan ke sasaran yang di tentukan sesuai jarak tembak masing masing.
j.      Power
Power merupakan kempuan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.power juga merupakan kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Pada dasaranya power dapat dipengaruhi oleh dua komponen fisik yaitu kekuatan dan kecepatan, Artinya, bila seorang pesilat dilatih kekuatan kemudian dilatih kecepatan maka secara otomatis kemampuan power akan meningkat. Pesilat yang mempunyai power yang baik mempunyai keuntungan dalam bertanding, terutama dalam penerapan teknik dan taktiknya.  
k.    Ketangkasan merupakan kecepatan, kepandaian, kecerdasandan kelincahan seseorang dalam bertahan dan menyerang yang kuat dan solit di kalahkan. Ketangkasan dalam pencak silat dapat di latih melalui latihan: lompat harimau,rolling, salto depan belakang, jatuhan (depan,belakang dan samping, roda roda, kadalan dan latihan teknik jatuhan. (saleh.moh , 6.21)
            Itulah beberapa komponen komponen fisik yang penting sebgai dasar pembinaan fisik dalam pencak silat yang harus dilatih secara berkesinambungan dengan program latihan yang  bagus berdasar metode ilmiah dalam dunia kepelatihan sehingga, seluruh komponen tersebut dapat mencapai puncak masikmal pada masing atlet sesuai kondisi fisiologi tubuhnya. Sehingga prestasi altet pencak silat dapat dapat meraih prestasi yang maksimal dan dapat mengembalikan kejayaan pencak silat Indonesia di kancah internasioanal baik pada ajang multi even atau regional.  
4.      HAKEKAT LATIHAN FISIK DAN PROGRAM LATIHANYA
Latihan fisik merupakan proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang ulang dan kian hari jumlah beban beban latihannya semakin bertambah. Dalam latihan harus dilakukan secara terprogram,sesuai metodis tertentu, terjadwal dan besinambungan dari yang sederhana ke yang lebih komplek. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik fisik ,kapasitas fungsional fisik, meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin.(Herawati Lilik,  27).
Latihan kondisi fisik merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai prestasi, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan dan sebagainya.
Dalam melakukan suatu latihan hruslah terprogram supaya tercapai tujuan dari latuhan trsebut, Program adalah suatu acara yang meliputi proses persiapan, saat melaksanakan dan saat akhir/penyelesaian laporan yang berguna untuk menunjang pelaksanaan rencana latihan. Tegasnya program latihan merupakan pelaksanaan langsung suatu rencana latihan untuk mencapai suatu tujuan (Suharno, 1986:80).
latihan dalam bahasa indonesia berasal dari dua kata yang sam artinya, training dan exercise dimana keduanya memiliki pengertian yang sangat mnedasar.exercise merupakan latihan yang dilakukan sesasat pada suatu organ tertentu yang efeknya langsung dari aktvitas  fisik yang dilakukan.sedangkan training  merupakan latihan yang berulang ulang sehingga efek yang di timbulkan secara akumulasi.
Metode latihan fisik dapat di bedakan menjadi 2 metode yaitu metode kontinyu dan interval. Metode kontinyu yaitu pemberian beban latihan yang cukup lama. Semakin lama cabang olahraga yang dilakukan maka beban latihan semakin lama.dalam latihan kontinyu ada 2 macam yaiti kontinyu intensitas tinggi dan intensitas rendah. Metode latihan kontinyu intensitas tinggi bertujuan untuk meningkatkan ambang laktat, sedangkan metode latihan intensitas rendah betujuan meningkatkan kemampuan aerobik. Sedangkan metode latihan interval merupakan metode latihan yang paling populer untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik.latiahan ini lebih mengutamakan pemberian waktu istirahat, metode ini bertujuan meningkatkan kebugaran energi. Prinsip prisip latihan latihan harus sepanjang tahun tanpa beseling, latihan harus overload,prisip interval, prinsip spesealisasi, prinsip ulangan, prinsip latihan penyempurnaan.
Dasar penyusunan program latihan latihan sangatlah penting sebelum memulai latihan dasar pembentukan program latihan meliputi 5 komponen dasar siklus makro, siklos mikro, periode, fase, dan sesi latihan.
Siklus makro merupakan siklus latihan secara keseluruhan secara lengap sampai dengan periode latihan di mulai lagi.periode latihan peirode untuk menyiapkan kualitas fisik  atlet agar memnuhi persyaratan mengikuti kompetisi. Fase adalah sub bagian dari yang di pecah menjadi satuan 3-6 minggu.Siklus mikro merupakan penjabaran dari fase dalam satuan minggu..
Modifikasi program latihan yang telah dibuat dapat di modifikasi bila analisis  latihan tidak sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Jadi dalm pembuatan program latihan selain memperhatikan metode ilmiah kepelatihan juga harus memperhatikan mprinsip prinsip dalam pembuatan program latihan. Berikut ini beberapa progaram latihan harian, mingguan,bulanan,tahunan dalam menyiapan kondisi fisik untuk menyambut sebuah kompetisi.

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT Peraturan Pertandingan Pencak  Silat di Indonesia memuat tentang Ketentuan Bertanding, yang meli...